Ketabahan dan keteladanan dari seorang ibu yang tangguh dapat kita simak dari kisah zaman rasul. Khadijah sangat paham akan posisi suaminya sebagai manusia yang dipilih Allah untuk menyelamatkan kehidupan. Artinya, khadijah juga siap untuk ikut menerima ujian – ujian dari Allah, ia paham betul dengan firman Allah yang berbunyi :
Alif lam mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja untuk mengatakan : “kamir beriman”, sedang mereka tidak diuji.
(Q.Q. Al-Ankabut [29]: 1-2).
Ujian dari Allah yang disandangkan kepada Khadijah tidak hanya cemoohan dan pengucilan dirinya serta keluarganya dari kaum musyrikin Quraisy. Tapi, juga menyangkut keutuhan keluarganya, yakni : kuasa Allah yang mengambil dua anak laki –lakinya yang masih kecil, yaitu Qasim dan Abdullah.
Khadijah juga menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, gugurnya seorang syahidah pertama dalam islam, yakni : Sumayyah. Sumayyah rela diakhiri hidupnya oleh para musuh – musuh Rasulallah SAW. , karena ia mempertahankan keimanannya.
Tidak hanya itu saja, dalam urusan bisnis, khadijah juga mengalami pemboikotan. Akibatnya, urusan dagang yang digelutinya tersendat. Tapi, justru tekanan – tekanan yang menindihnya itu justru menjadikan khadijah makin bersemangat membantu perjuangan sang suami. Semua harta kekayaan Khadijah dicurahkan untuk dakwah.
Hidup khadijah dipasrahkan untuk perjuangan dan dakwah suaminya. Khadijah adalah salah seorang yang mendapat salam langsung dan khusus dari malaikat Jibril. Rasulallah saw. Jatuh cinta total kepada Khadijah. Seluruh kekayaan khadijah dipersembahkan untuk dakwah.
Rasulallah Saw. Bersabda,
Sebaik – baiknya wanita surge adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.
(H. R. Bukhari dan Muslim).
Selamat Hari Ibu
